Market

Divestasi Saham Vale, Menteri ESDM Targetkan Akhir Tahun Ini

Dengan upaya terus-menerus untuk mendapatkan saham PT Vale Indonesia (INCO) akhirnya saat ini tinggal menyelesaikan tahap akhir. Walaupun demi kepastian, pemerintah tetap tidak dapat melakukan intervensi karena merupakan skema busines to busines (B2B).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif bisa memastikan negosiasi terkait divestasi saham PT Vale Indonesia (INCO) sudah dalam tahap penyelesaian. Apalagi sudah ada pertemuan antara Menteri Investasi, Bahlil Lahdahlia dengan Menteri ESDM membahas tentang finalisasi divestasi saham INCO.

Arifin menyebut, saat ini untuk negosiasi divestasi saham dari INCO masuk ke dalam pembahasan oleh perseroan terkait atau busines to busines (B2B). “Sekarang tinggal finishing. Jadi sekarang tinggal B2B saja mengenai divestasi,” kata Arifin yang dikutip saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023).

Dalam proses negosiasi B2B tersebut, dirinya menyebut pemerintah tidak dapat melakukan intervensi, apalagi intervensi tentang masalah operasional. Selain itu, tentang harga dari proses tersebut nantinya akan dibahas antara kedua pihak perseroan.

“B2B itu [tentang harga], yang jelas Vale akan menawarkan yang kompetitif sebanyak 14 persen dari sahamnya dia, ya ada diskon lah kita minta, istilahnya gitu,” ujarnya.

Adapun, untuk target yang penyelasain negosasi ini, Arifin menargetkan negosiasi panjang ini akan selesai dalam tahun ini. Kemudian, untuk saham 14 persen yang akan dilepas, nilai itu merupakan gabungan saham dari Vale Canada dan Sumitomo. “Gabungan 2, dari Sumitomo dan Vale Kanada,” ucap Arifin.

Saat ini, mayoritas saham INCO dipegang oleh VCL dengan porsi mencapai 44,3 persen. Adapun VCL dimiliki 100 persen oleh Vale Sa. Sisanya, kepemilikan INCO dipegang oleh MIND ID sebesar 20 persen, SMM 15 persen dan publik 20,7 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button