Market

DPR: Hanya Situasi Darurat Bolehkan Impor KRL, 2025 Produksi Sendiri

Anggota Komisi VI DPR, Andre Rosiade menyatakan, ada kemungkinan DPR mendukung rencana pemerintah mengimpor kereta api rel listrik atau KRL. Dampak naiknya jumlah penumpang.

“Karena ada situasi darurat kemungkinan impor disetujui, tapi karena masih lama, kita bisa retrofit di PT INKA (Industri Kereta Api),” jelas Andre di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).

Ia juga menyebut, terkait rencana impor KRL, harus sudah ada keputusan dari pemerintah. Bahkan dirinya meminta agar awal Mei sudah ada kepastian jadi-tidaknya impor KRL. “Kita minta pemerintah ada keputusan akhir April, selambat-lambatnya awal Mei. Kemungkinan pemerintah akan mengambil keputusan yang pertama, untuk 2023,” terangnya.

“Karena memang ada situasi darurat, keterpaksaan kemungkinan impor disetujui. Ini kemungkinan keputusan ya, tapi untuk 2024 waktu masih luas, kita bisa retrofit di INKA,” lanjutnya.

Lalu pada 2025 sampai seterusnya, sambung dia, Indonesia harus setop impor dan memulai produksi kereta dalam negeri. “Itu keputusan yang win-win solution-nya, tapi keputusan itu tidak cukup nih. Harus ada penyelesaian soal stasiun,” tegas Andre.

“Karena, kalaupun ditambah rangkaian, jadwal, kalau stasiun tidak dibenahi, masyarakat akan tetap seperti cendol,” sambungnya.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan fokus untuk memperluas kapasitas Stasiun Manggarai, dan tidak menjadikan Stasiun Manggarai sebagai tempat transit untuk arah Bogor atau Tanah Abang.

“Kenapa? Karena stasiun ini belum memenuhi kapasitas. Kapasitas (Manggarai) ini 30 ribu per orang, (sedangkan penumpang) satu hari 120 ribu, tidak cukup. Kalau dipaksakan ya begini jadinya. Penumpang menumpuk di mana-mana,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button