Market

Tertekan Bensin AS dan Lockdown China, Minyak Dunia Turun

Harga minyak dunia tertekan pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Minyak Brent anjlok, West Texas Intermediate (WTI) stabil.

Pergerakan harga hari ini, berada di posisi terendah dalam dua bulan terakhir. Bisa jadi, karena pembatasan pembelian minyak Rusia dari negara-negara anggota G7, meragukan.

Faktor lainnya adalah, cadangan bensin di AS diprediksi lebih besar ketimbang perkiraan. Serta perluasan kontrol COVID-19 di China semakin menekan harga minyak mentah.

Sebut saja, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari, anjlok 29 sen dolar AS. Atau turun 0,3 persen, menjadi 85,12 dolar AS per barel pada pukul 15.15 waktu setempat (20.15 GMT).

Sementara WTI AS, menguat tipis 2 sen, menjadi diperdagangkan di 77,96 dolar AS per barel. Volume perdagangan tipis karena liburan Thanksgiving di Amerika Serikat.

Kedua harga acuan anjlok lebih dari 3,0 persen pada Rabu (23/11) di tengah berita rencana pembatasan harga minyak Rusia bisa di atas level pasar saat ini.

Pemerintah Uni Eropa tetap terpecah mengenai tingkat batas harga minyak Rusia untuk mengekang kemampuan Moskow membayar perangnya di Ukraina tanpa menyebabkan kejutan pasokan minyak global, dengan kemungkinan pembicaraan lebih lanjut pada Jumat.

Kelompok negara-negara G7 mempertimbangkan batas atas minyak lintas laut Rusia pada 65-70 dolar AS per barel, kata seorang pejabat Eropa, meskipun pemerintah Uni Eropa belum menyepakati harga.

Batasan harga yang lebih tinggi dapat membuatnya menarik bagi Rusia untuk terus menjual minyaknya, mengurangi risiko kekurangan pasokan di pasar minyak global.

Beberapa penyulingan India membayar setara dengan diskon sekitar 25 hingga 35 dolar AS per barel buat patokan internasional minyak mentah Brent untuk minyak mentah Ural Rusia, kata dua sumber. Ural adalah minyak mentah ekspor utama Rusia.

“Pembatasan harga Rusia adalah katalis lain yang berfungsi untuk membuat harga lebih rendah selama beberapa saat terakhir,” kata Bart Melek, kepala strategi pasar komoditas global di TD Securities, menambahkan ia cukup bullish pada minyak meskipun ada hambatan.

Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (23/11/2022) bahwa persediaan bensin dan sulingan AS naik secara substansial minggu lalu.

Tetapi persediaan minyak mentah turun 3,7 juta barel menjadi 431,7 juta barel dalam sepekan hingga 18 November, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 1,1 juta barel dalam jajak pendapat Reuters terhadap para analis.

China pada Rabu (23/11) melaporkan jumlah kasus COVID-19 harian tertinggi sejak dimulainya pandemi hampir tiga tahun lalu. Otoritas lokal memperketat kontrol untuk membasmi wabah, menambah kekhawatiran investor terhadap ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button