News

Jepang Diteror Warga China Imbas Buang Air Limbah PLTN Fukushima

Ratusan warga Jepang dilaporkan mendapat teror telepon diduga dari China usai Tokyo memulai pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut pekan lalu.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan warganya banyak menerima panggilan ‘pelecehan’ yang diyakini berasal China.

“Banyak panggilan telepon pelecehan yang diyakini berasal dari China terjadi di Jepang. Perkembangan ini sangat disesalkan dan kami prihatin,” kata Matsuno yang juga juru bicara pemerintah dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Senin (28/8/2023).

Balai Kota Fukushima menyatakan pihaknya menerima panggilan-panggilan telepon dengan kode China +86 pada Kamis (24/8/2023). Jumlah panggilan itu kemudian meningkat keesokannya, Jumat (25/8/2023), yakni mencapai 200 panggilan.

Menurut seorang pejabat kota, telepon-telepon ini membanjiri saluran komunikasi dan mengganggu pekerjaan para karyawan. Dia juga mengatakan sekolah dasar dan menengah pertama di Fukushima tak terkecuali menerima 65 panggilan serupa.

Pejabat tersebut berujar salah satu penelepon mengatakan hal semacam: “Mengapa kalian membuang air limbah ke Samudra Pasifik yang merupakan laut semua orang?”

Berdasarkan laporan media lokal, panggilan-panggilan serupa juga terjadi di hotel dan restoran Jepang.

Menanggapi kejadian ini, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masataka Okano dikabarkan bakal memanggil duta besar China di Tokyo untuk dimintai keterangan.

Kementerian Luar Negeri Jepang juga mendesak pemerintah Beijing memastikan keselamatan warga Jepang di China lantaran teror yang sama juga terjadi di sejumlah fasilitas Jepang di China.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sejauh ini menyatakan sudah ‘sangat’ meminta Beijing untuk mendesak warganya bertindak ‘dengan tenang dan bertanggung jawab’.

Kishida bicara demikian setelah sekolah Jepang di Kota Qingdao dilempari batu pada hari yang sama.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengaku tidak mengetahui masalah ini.

Meski demikian, Kedutaan Besar China di Tokyo menegklaim menerima teror panggilan yang sama dan meminta keterangan dari pihak Jepang.

Duta Besar China untuk Jepang Wu Jianghao menyebut panggilan itu menyebabkan ‘gangguan serius dalam operasi normal kedutaan dan konsulat’.

Pihak berwenang Jepang menyatakan bakal mulai membuang air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik sesuai rencana pada Kamis pekan lalu.

Air limbah itu mula-mula bakal dilepaskan dalam porsi yang lebih kecil dan dengan pemeriksaan ketat.

Debit pertama limbah yang akan dibuang yakni sebesar 7.800 meter kubik, setara dengan sekitar tiga kolam renang Olimpiade air. Proses ini akan berlangsung selama sekitar 17 hari.

Menurut hasil uji operator pabrik Tokyo Electric Power (Tepco) yang dirilis pada Kamis, air limbah mengandung sekitar 63 becquerels tritium per liter. Angka ini di bawah batas tritium Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk air minum yakni 10 ribu becquerels per liter. Becquerels adalah satuan radioaktif.

Tepco memperkirakan proses pelepasan limbah bakal memakan waktu puluhan tahun. Limbah itu sendiri saat ini tercatat lebih dari 1,3 juta metrik ton.

Air limbah yang akan dibuang sendiri merupakan air yang digunakan untuk mendinginkan sisa-sisa reaktor yang masih sangat radioaktif.

Tepco menyebut air itu telah diencerkan dan disaring untuk membuang semua zat radioaktif kecuali tritium, yang kadarnya jauh di bawah ambang batas berbahaya. [Reuters/CNN]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button