News

Kasus Batuk dan Pilek di Indonesia Meningkat

Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Erlina Burhan menyebut jika kasus batuk pilek di Indonesia belakangan ini mulai meningkat.

Pasalnya, lanjut Erlina, perubahan dari musim panas ke hujan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penyakit tersebut meningkat. Namun, benarkah hal ini menjadi salah satu indikasi adanya infeksi mycoplasma pneumonia di Indonesia?

Erlina secara tegas mengatakan bahwa ada atau tidaknya infeksi tersebut di Tanah Air belum dapat diketahui secara pasti.

“Kasus batuk pilek ini di kita juga sekarang naik, bisa karena sekarang musim penghujan sudah mulai, karena polusi udara, lalu apakah ada mycoplasma?” ucap dia dalam jumpa pers secara virtual, Jumat, (01/12/2023). 

“Nah itu kelemahan kita, kita tidak melakukan pemeriksaan, karena pemeriksaan mycoplasma ini bukan suatu pemeriksaan yang rutin, gitu ya, bukan pemeriksaan yang rutin dilakukan,” tambah dia.

PB IDI kata Erlina menganjurkan agar Kemenkes mulai melakukan pemeriksaan secara bertahap, terutama kepada pasien yang mengalami batul pilek di fasilitas kesehatan.

“Waspada pasien yang batuk pilek, apalagi kalau di rumah sakit ada pneumonia. Kalau di-rontgen, foto thorax terlihat radang. Itu kita swab,” ungkapnya.

Namun, untuk memerika mycoplasma pneumonia, membutuhkan reagen khusus yang tidak tersedia di semua laboratorium.

Untuk itu, PB IDI meminta Kemenkes menyediakan reagen tersebut di beberapa rumah sakit tertentu, sehingga bisa diketahui apakah penyakit tersebut juga sudah terdeteksi di Indonesia atau tidak.

“Biasanya mikroplasma ini ditemukan kalau seseorang sedang melakukan riset atau suatu kelompok melakukan riset, memang dicari, diperiksa ke arah mikroplasma,” tutupnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button