News

Kian Mesra dengan Prabowo, Jokowi Main di Dua Kaki Capres?

Sudah dua kali Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kurang dari sebulan melakukan pertemuan empat mata dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Banyak pengamat menerka-nerka apa maksud Jokowi. Apakah ia merasa lebih cocok dengan Prabowo atau sebagai aksi dua kaki Jokowi di pencapresan.

Jokowi dan Prabowo bertemu empat mata dan makan siang bersama di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/6/2023). Momen itu dibagikan Prabowo lewat akun instagramnya, tak lama setelah pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Sementara Istana Presiden diwakili Deputi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI Bey Machmudin mengatakan agenda makan siang bersama antara Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto di Istana Bogor, Jawa Barat adalah hal yang biasa. “Jadi, Bapak Presiden kan memang tinggal di Istana Bogor. Nah, mengetahui Pak Prabowo sedang di Bogor juga, di Hambalang, Presiden mengajak makan siang,” kata Bey.

Menurut Bey, selain menyantap makan siang, Jokowi juga berbincang dengan Prabowo mengenai sejumlah hal aktual, termasuk soal alat utama sistem persenjataan (alusista). Jokowi memang rutin berkomunikasi dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, meskipun hal itu berlangsung pada akhir pekan. “Dengan menteri-menteri lain biasa, di hari Minggu pun kadang-kadang hari Minggu, hari Sabtu, Bapak Presiden biasa bertemu menteri-menteri,” imbuhnya.

Meskipun sudah mendapat penjelasan Istana, pertemuan Jokowi dan Prabowo itu tak urung memunculkan beberapa spekulasi politik. Apalagi ini adalah pertemuan kedua mereka dalam kurun waktu tiga minggu terakhir. Sebelumnya pada tanggal 25 Mei lalu, keduanya juga bertemu di Bogor.

Spekulasi ini wajar mengingat, Jokowi sebagai kader PDIP mendukung pencalonan Ganjar Pranowo maju dalam Pilpres 2024 mendatang. Sedangkan Prabowo juga menjadi rival terkuat Ganjar dalam kontestasi lima tahunan itu di Pemilu 2024.

Salah satu spekulasi yang muncul terkait sinyal kepada publik bahwa saat ini Jokowi sudah mengubah haluan kepada Prabowo Subianto dan mulai meninggalkan Ganjar Pranowo. Jokowi juga terlihat merasa lebih nyaman dan mudah membangun komunikasi dengan Menteri Pertahanan tersebut. Ini berbeda jika membangun komunikasi dengan Ganjar Pranowo yang harus melalui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri maupun pengurus PDIP.

Hal ini juga didukung dengan data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang merilis hasil survei terbarunya, terkait arah dukungan kelompok pemilih yang menyukai Jokowi, terhadap tiga nama bakal calon presiden (bacapres). Hasilnya ternyata Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berada di urutan teratas.

“Sebanyak 39,1 persen kelompok penyuka Jokowi mengaku memilih Prabowo Subianto. Disusul dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan,” kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, Senin (19/6/2023). Ia menyebut, pergeseran dukungan pemilih Jokowi dari Ganjar ke Prabowo, karena publik menilai untuk kasus piala dunia sepak bola U-20, Ganjar Pranowo lebih patuh kepada Megawati ketimbang Jokowi. Saat itu Jokowi tidak mempermasalahkan kehadiran Tim Israel.

Di kalangan penyuka Jokowi, publik memberi dukungan ke Prabowo sebesar 39,1 persen, lalu Ganjar sebesar 37 persen, dan Anies Baswedan 14,7 persen. Dengan itu, lanjut Adjie, Ganjar dianggap lebih dikendalikan Megawati bukan Jokowi. Sedangkan kedekatan emosional dan kecocokan Prabowo dengan Jokowi dan Keluarga Jokowi terbaca publik. “Prabowo bisa langsung deal dengan Jokowi soal apapun, sementara Ganjar perlu ada perantara partai karena posisinya sebagai petugas partai,” tambahnya.

Bermain di dua kaki Capres

Terlepas apa yang mereka bicarakan, pertemuan ini bisa diartikan sebagai dukungan Jokowi kepada capres lain selain Ganjar Pranowo, rekan separtainya. Jokowi seperti ingin menunjukkan bahwa selain Ganjar, Prabowo juga masih menjadi presiden pilihan.

Selain itu kemungkinan Presiden Jokowi bermain di dua kaki calon presiden juga bisa menjadi spekulasi kuat lain dari pertemuan itu. Hal ini mengingat Jokowi berharap presiden penerusnya bisa melanjutkan program-program andalannya yang masih belum selesai. Seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru, kelanjutkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan beberapa proyek strategis lainnya.

Jokowi sudah merasa yakin jika Ganjar Pranowo terpilih menjadi presiden akan melanjutkan program-program yang dirintisnya. Hal itu pula yang harus ia yakinkan jika Prabowo yang dalam beberapa survei masih menunjukkan popularitas dan elektabilitas paling tinggi di antara capres lainnya, bisa melanjutkan apa sudah ia jalankan.

Sementara Capres kuat lainnya yakni Anies Baswedan sudah sangat jelas bahwa ia akan melakukan banyak perubahan dari apa yang sudah dilakukan Pemerintahan Joko Widodo jika ia terpilih. Jelas tak mungkin ada kesamaan frekuensi antara Jokowi dan Anies yang diusung oleh Koalisi Perubahan.

Spekulasi mana yang benar? Hanya Presiden Jokowi yang bisa menjawabnya?

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button