Ototekno

Hoaks Politik dan Infotainment Dominasi Internet Indonesia


Dalam suasana pemilu 2024 yang semakin memanas, informasi mengenai politik menjadi topik utama yang diperbincangkan. Menurut riset “Penetrasi Internet Indonesia 2024” yang diterbitkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), kategori ‘politik’ dan ‘infotainment’ menjadi sumber informasi hoaks terbanyak.

Ketua Umum APJII, dalam konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (31/1/2024), mengungkapkan bahwa politik menyumbang informasi hoaks sebanyak 24,7%, diikuti oleh infotainment dengan 15,27%. “Kedua area ini mungkin memerlukan pendekatan yang lebih ketat dalam verifikasi fakta dan edukasi media untuk masyarakat,” kata Arif.

Selain politik dan infotainment, kategori lain seperti ekonomi/keuangan, pemerintahan, dan kejahatan juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penyebaran hoaks. Informasi hoaks dalam kategori kejahatan mencapai 11,49%, ekonomi/keuangan 10,53%, dan pemerintahan 10,38%.

Riset tersebut juga mendetailkan persentase hoaks dalam kategori lain, termasuk bencana (8,56%), keagamaan (8,18%), kesehatan (6,78%), pendidikan (2,58%), dan internasional (1,53%).

Media sosial tercatat sebagai sarana distribusi hoaks paling dominan, dengan lebih dari setengah informasi hoaks, atau 59,75%, disebarkan melalui platform ini. Selain itu, 29,12% hoaks disebarkan melalui media chat, dan 11,12% melalui situs berita.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menangani 12.547 konten berisi berita bohong atau hoaks dari Agustus 2018 hingga akhir tahun 2023. Selama tahun 2023 saja, Kominfo menangani 1.615 konten isu hoaks yang beredar di situs web dan platform digital.

Menghadapi maraknya informasi hoaks di Indonesia, Arif menyarankan pemerintah untuk meningkatkan literasi digital dan pengawasan terhadap konten yang beredar. “Peningkatan literasi digital dan kerja sama lebih dekat antara platform media sosial, pengawasan konten, dan lembaga verifikasi fakta diperlukan untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button