Hangout

Pengemudi Fortuner Merusak Brio, Bagaimana Mengelola Emosi Saat Nyetir?

Seorang pengendara mobil merusak mobil lain di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Tampaknya pelaku emosi tak terkendali sehingga melakukan perusakan. Emosi saat mengemudi memang berbahaya. Bagaimana cara menghindarinya?

Kepolisian masih menyelidiki pengendara Toyota Fortuner berpelat nomor B 2276 SJD yang diduga membawa samurai dan air softgun merusak mobil Honda Brio di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, pada Minggu (12/3/2023) dini hari. Korban pengemudi Brio berwarna kuning berinisial A mengaku diancam dengan menggunakan senjata air softgun dan pedang.

Pelaku dengan menggunakan pedang samurai memukul kaca depan mobil lalu menabrakkan mobilnya ke mobil yang dikendarai korban. Setelah itu pengendara melarikan mobilnya meninggalkan korban. Kemudian korban menghubungi kantor polisi.

Kapolrestro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan sopir Fortuner yang diduga arogan dan merusak mobil Brio kuning di Senopati itu kooperatif datang ke kantor polisi pada Minggu petang. “Kami telah memeriksa terlapor yang datang dengan kooperatif tadi sore ke Polres,” kata Ade Ary Syam. Korban berinisial A (38) dan terlapor berinisial GR (24) sempat melakukan musyawarah, namun pihak korban minta waktu untuk berpikir terlebih dahulu.

Pelaku tampaknya emosi tak terkendali sehingga melakukan aksi yang tidak terpuji itu. Karena tak bisa mengontrol emosi, akhirnya harus berhadapan dengan penegak hukum. Emosi saat mengemudi juga bisa berakibat buruk kepada keselamatan dirinya dan orang lain ketika di jalan.

Penelitian menunjukkan bahwa mengemudi dalam keadaan yang sangat emosional, seperti marah, putus asa, bisa sama berbahayanya dengan mengemudi saat Anda lelah. Emosi Anda bisa lebih mengganggu daripada menggunakan ponsel saat Anda mengemudi. Kondisi saat macet, yang mendorong stres, kelelahan, dan emosi, dapat menyebabkan keputusan tergesa-gesa dan kemarahan di jalan raya, yang memengaruhi keselamatan.

Merusak Emosi

Emosi akibatkan kecelakaan

Statistik tentang kecelakaan akibat keadaan emosi pengemudi memang belum banyak terungkap karena pembuktian penyebab yang sulit diukur. Tapi kita tahu bahwa keadaan emosi seseorang berpengaruh besar pada cara mereka mengemudi. Mengutip Drivedifferent, penelitian yang dilakukan AAA Foundation for Traffic Safety menemukan bahwa hampir 80 persen dari pengemudi menegaskan bahwa mereka pernah mengalami kemarahan, agresi, atau amukan di jalan yang ekstrem saat mengemudi.

Mengemudi secara emosional menjadi masalah yang terus berkembang. Tahun 2021 adalah tahun paling mematikan untuk amukan di jalan, dengan rata-rata 44 orang per bulan tewas atau terluka gara-gara kasus penembakan di jalan. Kematian akibat kemarahan di jalan karena kekerasan senjata meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi.

Kebanyakan pengemudi tidak mempertimbangkan bagaimana perasaan mereka sebelum memasuki kendaraan mereka. Dan sayangnya, mengemudi agresif adalah hal yang umum, dengan 78 persen pengemudi mengaku bertindak agresif terhadap pengguna jalan lain dan sekitar setengahnya mengungkapkan membunyikan klakson, berteriak, atau dengan sengaja membuntuti kendaraan lain sebagai ekspresi paling umum dari rasa kesal dan kemarahan.

Selama ini kita menganggap mengemudi akan terganggu ketika membuka atau menjawab pesan WhatsApp, melakukan panggilan telepon atau makan sambil menyetir. Padahal faktor emosi juga bisa sangat mengganggu pengemudi dan mengakibatkan kecelakaan di jalan raya.

Emosi juga memengaruhi cara Anda mengemudi. Jika merasa sangat tegang, emosi dapat memengaruhi cara merespons pengemudi lain, dan mengarah pada perilaku mengemudi yang agresif atau berisiko. Ketika Anda merasa marah, galau, takut, atau tertekan, kemampuan mengemudi akan terganggu sama seperti ketika Anda mengetik di Ponsel atau minum alkohol.

Yang paling penting saat merasa emosional, adalah Anda menyadari emosi ini sebelum masuk ke mobil. Cobalah untuk mengambil langkah-langkah yang dapat membantu Anda menenangkan emosi sehingga dapat fokus hanya pada mengemudi dan mencapai tujuan dengan selamat.

Tips mengindari emosi saat mengemudi

Ada beberapa tips untuk membantu Anda menghindari mengemudi secara emosional dan tetap aman mengutip firsttimedrive.com dan sumber lainnya:

– Tarik nafas dalam-dalam

Bernapas dalam-dalam bukan hanya untuk meditasi dan kelas yoga saja tetapi juga dapat membantu menenangkan saraf dalam situasi emosional. Jika Anda harus mengemudi, luangkan waktu sejenak untuk memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Ini dapat membuat Anda tetap fokus, tenang, dan mampu menangani lalu lintas yang penuh tekanan dengan lebih baik.

– Istirahat

Jika bernapas dalam-dalam tidak cukup untuk menenangkan, Anda mungkin perlu keluar dari mobil dan beristirahat. Cari tempat aman dari jalan atau meminggirkan kendaraan ke bahu jalan untuk menjernihkan pikiran. Mungkin membantu untuk keluar dari mobil dan berjalan-jalan sebentar, atau mengambil sebotol air dan makanan ringan.

– Dengarkan musik yang menenangkan

Jenis musik yang berbeda memiliki efek yang berbeda pada pengemudi. Pilih musik yang Anda suka yang bisa membuat merasa tenang dan fokus. Banyak pengemudi menganggap musik klasik dan jazz sangat menenangkan.

– Pikirkan tentang sesuatu yang lain

Mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun saat mengemudi, cobalah untuk memikirkan hal-hal lain, selain apa yang membuat Anda kesal saat itu. Fokuslah pada aspek teknis dan tantangan mental dalam berkendara, konsetrasikan pikiran pada apa yang Anda lihat di jalanan.

– Pelan-pelan

Bukanlah ide yang baik bagi siapapun untuk mengemudi jika merasa tergesa-gesa, stres, atau tertekan. Anda tidak boleh membiarkan emosi itu memengaruhi cara mengemudi. Pengemudi yang merasa tergesa-gesa cenderung menjadi tidak sabar di belakang kemudi, dan ini merupakan penyebab utama kecelakaan mobil. Coba pikirkan berapa banyak lagi waktu yang akan terbuang jika terkena tilang atau terlibat dalam tabrakan penyok spatbor yang paling kecil sekalipun!

– Minta orang lain untuk menyetir

Jika Anda ditemani orang lain yang memiliki kondisi mental yang lebih baik dan merupakan pengemudi yang aman, Anda dapat meminta pengemudi lain untuk mengambil alih setir sebentar saat Anda menenangkan diri.

– Latih kesabaran

Jika terlambat, putuskan bahwa Anda tidak akan mengejar waktu dengan mengemudi lebih cepat, melewati lampu merah, atau bersikap tidak sabar dengan pengguna jalan lain. Kesabaran adalah sifat yang berharga. Setiap perjalanan yang Anda lakukan adalah kesempatan sempurna untuk mengembangkan kesabaran.

– Pengendalian diri

Putuskan sebelumnya bahwa Anda tidak akan membiarkan tindakan pengemudi lain memengaruhi cara mengemudi. Misalnya, jika pengemudi lain marah, hindari untuk terlibat. Jika dia kesal karena sesuatu yang Anda lakukan, tunjukkan bahwa Anda menyesal dengan permintaan maaf atau isyarat verbal.

Untuk menjaga kesehatan mental, mungkin perlu melengkapi langkah-langkah yang Anda ambil dengan memperbaiki pola makan, aktivitas fisik atau berolahraga serta tidur yang cukup. Persiapkan segalanya dengan baik sehingga secara fisik dan mental Anda dalam keadaan siap dan sehat ketika mengemudi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button