Market

Ketimpangan Masih Tinggi, Anies Fokus Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menekankan pertumbuhan ekonomi bukan soal angka-angka. Namun harus berkualitas, cerminan sejahteranya kehidupan rakyat sebuah negara.

Anies dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023), mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas jelas memprioritaskan keadilan dan pemerataan. “Ketimpangan ini kan problematik. Ini kenyataan yang kita hadapi. Tapi ketimpangan ini menjadi PR sesungguhnya,” kata Anies.

Anies benar. Era Jokowi, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen yang dielukan cukup tinggi, masih besar ketimpangan yang ditunjukkan dengan angka gini rasio.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), gini rasio Indonesia pada Maret 2023 tercatat 0,388. Naik ketimbang semester II-2022 sebesar 0,38. Dan lebih tinggi jika disandingkan angka gini rasio Semester I-2023 sebesar 0,384.

Asal tahu saja, angka gini rasio itu, berada di kisaran 0 hingga 1. Apabila nilainya semakin mendekati 1, maka rasio gini semakin tinggi, yang menandakan bahwa ketimpangan tergolong tinggi.

Sepuluh tahun lalu, Bank Dunia sudah mengingatkan akan lebarnya kesenjangan ekonomi. Di mana, 10 orang terkaya di Indonesia menguasai hampir 77 persen dari seluruh kekayaan di negeri ini. Dan, 1 persen diantaranya menguasai separuh harta yang ada. Bank Dunia memposisikan Indonesia sebagai negara dengan ketimpangan tertinggi, sejajar dengan Thailand, setelah Rusia dari 38 negara di dunia.

Selain itu, Anies juga menyinggung soal visi misi Indonesisa 2045, seharusnya lebih ditekankan kepada kemakmuran yang merata. Sekali lagi, bukan sekedar angka-angka. Tapi, ketimpangan yang harus digerus.

Namun demikian, Anies cukup paham bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi itu cerminan dari penciptaan lapangan kerja. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara , semakin sedikit angka penganggurannya.

Saat ini, selama hampir 2 periode pemerintahan Jokowi, angka pertumbuhan ekonomi, rata-rata 5 persen. Namun, jumlah pengangguran masih cukup tinggi. Data BPS menyebut, angka pengangguran mencapai 7,99 juta orang per Februari 2023. Turun 410 ribu orang ketimbang Februari 2022.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button