Arena

Medali Emas dan Cinta Seorang Ibu, Kisah Inspiratif Dwi Rahayu di SEA Games 2023

Mendapatkan torehan prestasi medali emas yang kini bersinar di lehernya, Dwi Rahayu Pitri menyimpan sebuah kisah penuh perjuangan. Terlepas dari keberhasilannya mengantarkan Indonesia menjuarai nomor tunggal putri soft tennis SEA Games 2023, perjuangan sebenarnya yang Ayang—sapaan akrabnya—hadapi adalah berjuang melawan kerinduan kepada anak tercinta yang baru berusia tiga tahun.

“Mami, nanti bawa pulang emas ya!” Ucapan itu terus bergema di telinganya, ketika ia harus meninggalkan sang anak untuk berlaga di SEA Games. Ucapan itu yang menjadi motivasinya untuk meraih podium juara.

“Saya jawab, ‘iya doain mami ya’. Waktu itu kami video call, ada papa-nya juga di samping aku. Kalau diingat memang bikin hati luluh ya. Cuma saya menganggap itu menjadi salah satu motivasi lebih buat saya yang waktu itu mau bertanding di nomor perorangan,” kata Ayang, dalam wawancara eksklusif bersama inilah.com setelah tiba di Tanah Air, Jumat (12/3/2023).

Anak adalah segalanya bagi Ayang. Segalanya itu menjadi alasannya untuk terus berjuang. Terlebih, Ayang mengaku merasa bersalah karena sering berpisah dengan sang anak demi karir olahraganya. Namun, ia yakin bahwa setiap pengorbanan tersebut tak lain adalah untuk masa depan buah hatinya.

“Alhamdulillah semua rasanya terbayar lunas. Emas yang saya dapatkan saya dedikasikan buat bangsa, keluarga, orang tua dan tentu anak saya tercinta yang sering saya tinggalkan ketika TC mulai dari akhir tahun lalu. Sedih kalau mengingatnya. Saya sering ninggalin dia waktu dia belum bangun. Terus nanti ketemu lagi malam harinya. Paling bisa quality time bareng anak pas hari Minggu,” ujar Ayang, sembari air matanya berlinang.

Motivasi Ayang bukan hanya berasal dari sang anak, tapi juga dari keluarganya. Suaminya yang juga menjadi pelatih di tim putra soft tenis, dan orang tuanya, selalu memberikan dukungan moral yang besar bagi Ayang.

“Suami benar-benar punya peran yang luar biasa. Walaupun dia melatih tim putra tapi pesan dan dukungan yang disampaikan kepada saya merupakan suatu hal yang amat berarti. Orang tua pun begitu. Apalagi ibu saya yang bela-belain datang dari Padang ke Jakarta untuk sekadar memberikan perhatian pada cucu, karena ditinggal tanding ibunya,” ucap Ayang.

Setelah menaklukkan wakil Filipina Noelle Nikki Zoleta, Ayang tampak bersujud sambil menangis. Rekan-rekannya, sesama petenis dan official tim Indonesia, berhamburan ke lapangan untuk memeluknya. Suasana haru pun menyelimuti kontingen Indonesia.

Kini, Ayang bukan hanya seorang juara SEA Games, tapi juga seorang ibu yang berhasil membuktikan bahwa cinta dan perjuangan untuk anak bisa menjadi motivasi terbesar dalam meraih mimpi.

Emas yang melingkar di lehernya adalah bukti nyata dari kekuatan cinta dan perjuangan seorang ibu. Emas itu bukan hanya miliknya, tapi juga milik sang anak, keluarga, dan tentu saja milik Indonesia.

“Saya tidak menyangka bisa mendapatkan hasil ini, tapi saya yakin bahwa setiap usaha pasti akan mendapatkan balasan. Saya berterima kasih kepada semua yang telah mendukung saya, khususnya kepada anak saya yang telah menjadi motivasi terbesar saya,” ujarnya.

Perjuangan Ayang tentu tak berhenti di sini. Di balik medali emas yang ia raih, ia masih memiliki banyak mimpi yang ingin dicapainya. Mimpi untuk terus membawa nama Indonesia di kancah olahraga internasional, dan mimpi untuk terus menjadi ibu terbaik bagi sang anak.

Ayang berdiri sebagai juara, bukan hanya di atas podium SEA Games, tapi juga di hati anak dan keluarganya. Di tengah hiruk pikuk perayaan kemenangan, satu hal yang pasti, Ayang akan selalu menjadi seorang juara di mata sang anak. Dan untuk Ayang, itu adalah penghargaan terbesar yang pernah ia raih.

Saat ini, Ayang telah kembali ke rumah, kembali ke pelukan sang anak. Meski lelah, namun senyum di wajahnya tak pernah pudar. Karena bagi Ayang, setiap lelah yang ia rasakan akan hilang saat ia melihat senyum sang anak. Dan dengan penuh kebanggaan, Ayang berbisik pada anaknya, “Mami bawa pulang emas, sayang.”

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button