Market

Zulhas Pamer, Indonesia Catat Rekor Surplus Neraca Perdagangan 31 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2022 lalu menunjukkan pertumbuhan yang positif. Capaian kinerja ekspor yang lebih tinggi dari impor menjadikan neraca perdagangan Indonesia tetap surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Pada Januari-November 2022 surplus sudah mencapai USD 50,59 miliar. Angka ini menjadi rekor sejarah baru Indonesia karena melampaui rekor tertinggi sebelumnya di tahun 2006 dengan nilai surplus USD 39,73 miliar,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) kepada pers, Senin (2/1/2022).

Zulhas menjelaskan, kontribusi ekspor dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia selama 2022 juga sangat Signifikan. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang tetap melanjutkan tren pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022.

Sejak akhir 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil terjaga di atas 5%. Meskipun sebelumnya pada kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021 mengalami kontraksi atau minus, ekonomi Indonesia mampu bangkit dan pulih secara bertahap hingga tumbuh 5,72% pada kuartal III-2022.

“Selama pemulihan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ekspor barang dan jasa bahkan terus meningkat sejak kuartal II-2021 hingga kuartal III-2022, dari 20,46% menjadi 26,23% dari total PDB,” jelas Zulhas.

Dia menambahkan, pertumbuhan ekspor barang dan jasa juga tercatat dua kali menjadi yang tertinggi di 2022, yaitu pada kuartal I dan II dengan pertumbuhan 16,22% dan 19,74%.

Sementara nilai ekspor non migas sebagai pendorong kinerja ekspor total 2022 bahkan mencapai USD 253,61 miliar pada Januari-November 2022, sudah melampaui capaian 2021 sebesar USD 219,25 miliar.

Zulhas menyebut, kenaikan harga komoditas seperti nikel dan batu bara memang masih menjadi faktor utama sebagai dampak supercycle commodity era. Pada Januari-November 2022 ekspor produk olahan nikel tumbuh sangat tinggi sebesar 398,39%, diikuti batu bara sebesar 70,17%.

Perlu dicatat juga, meskipun terjadi pelemahan global, selama periode tersebut ekspor produk manufaktur Indonesia masih tetap tumbuh. Besi baja tumbuh 37,11%, alas kaki tumbuh 29,27%, serta kendaraan dan bagiannya tumbuh 27,29%.

Secara keseluruhan capaian kinerja ekspor yang lebih tinggi dari impor menjadikan neraca perdagangan Indonesia tetap surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Pada Januari-November 2022 surplus sudah mencapai USD 50,59 miliar. Angka ini menjadi rekor sejarah baru Indonesia karena melampaui rekor tertinggi sebelumnya di tahun 2006 dengan nilai surplus USD 39,73 miliar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button