News

Mahfud Siap Turun Tangan, Bantu KPK Usut Tuntas Kasus Kementan

Kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) berbuntut panjang. Selain menyeret nama Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), perkara ini juga berlanjut ke temuan 12 senjata api di rumah dinas Mentan SYL, selain itu ada juga upaya pelenyapan dokumen saat KPK menggeledah.

Menko Polhukam Mahfud Md meminta setiap perkara yang terkait kasus tersebut diusut tuntas. Mulai dugaan korupsi, kepemilikan senjata api, hingga upaya menghilangkan dokumen.

“Kalau memang ada harus diusut. Satu korupsinya sendiri itu adalah tindak pidana, penghilangan dokumen tindak pidana juga, ada hukumnya sendiri, itu harus dikejar,” ucap Mahfud seusai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2023).

Mahfud menambahkan, pemerintah mendukung pengusutan setiap perkara yang ada. Jika ada kesulitan, lanjut Mahfud, dia akan turun tangan membantu pengusutan. “Pasti, dong (pemerintah mendukung pengusutan). Kalau ada kesulitan di situ, bilang ke saya, saya turun tangan,” tuturnya.

Diketahui, Tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menggeledah rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Jakarta Selatan. Penggeledahan berlangsung selama 16 jam dari Kamis (28/9/2023) sore hingga Jumat (29/9/2023) pagi.

Beredar kabar bahwa SYL telah ditetapkan sebagai tersangka bersama Direktur Alat Mesin Pertanian Muhammad Hatta dan Staf Khusus bidang Kebijakan Pertanian, Imam Mujahidin Fahmi, atas kasus dugaan korupsi jual beli jabatan.

Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri tidak menampik ataupun mengamini kabar tersebut, yang jelas tim penyidik masih terus mengumpulkan dan memperkuat alat bukti. Ali mengatakan, KPK hanya akan menyampaikan seluruh proses penanganan perkara secara utuh, ketika semua proses cukup dilakukan.

“Hasil penggeledahan belum bisa kami sampaikan. Informasi yang kami peroleh, proses kegiatan penggeledahan masih berlangsung di tempat dimaksud,” ujar saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Selama proses ini berlangsung, SYL tengah menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation yang diadakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia.

Saat penggeledahan di lokasi, KPK juga menemukan 12 senjata api. Belasan senjata api itu diketahui berjenis revolver S&W hingga Tanfoglio. “Ada S&W, Walther, Tanfoglio, dan lain-lain,” kata Dirintelkam Polda Metro Jaya Kombes Hirbak Wahyu Setiawan saat dihubungi, Sabtu (30/9/2023)

.

Hirbak mengatakan pihaknya masih mendalami asal-usul hingga legalitas 12 senpi yang ditemukan di rumah Syahrul Limpo. Polda Metro Jaya juga tengah berkoordinasi dengan Baintelkam Polri dalam mengusut izin kepemilikan senjata api tersebut. “Sedang dikoordinasikan dengan Baintelkam untuk dicek izinnya,” ujar Hirbak.

Kemudian KPK juga menggeledah gedung Kementan pada Jumat (29/9/2023) siang. Ruang kerja Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono menjadi lokasi yang digeledah penyidik KPK.

Kegiatan itu rupanya sempat diwarnai upaya perlawanan. Ada pihak yang mencoba untuk memusnahkan bukti dokumen. Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan dokumen yang coba dihilangkan tersebut berupa bukti aliran uang korupsi yang diterima para tersangka di kasus tersebut.

“Dari informasi yang kami terima saat tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di gedung Kementan RI di Jakarta Selatan, tim penyidik mendapati adanya dokumen tertentu yang dikondisikan dan diduga akan dimusnahkan,” kata Ali Fikri kepada wartawan, Sabtu (30/9/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button