News

Waspada Jelang 2024, Pengamat Nilai Banyak Lembaga Survei Dipolitisasi

Aroma kontestasi Pemilu 2024 maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) mulai menghangat. Hal ini seiring munculnya hasil jajak pendapat lembaga survei terkait partai politik (parpol) dan sosok yang dianggap bakal unggul dalam perhelatan kedua pesta demokrasi tersebut.

Namun, hasil jajak pendapat atau survei yang dirilis lembaga survei dinilai tidak semuanya murni. Pasalnya, dalam pandangan Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, terdapat hasil survei yang dipolitisasi alias dimunculkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.

“Yang objektif ada, yang tidak objektif juga banyak,” kata Ujang, Sabtu (5/11/2022).

Ujang menjelaskan, hal itu bukan tanpa alasan lantaran kerap dijumpai adanya hasil survei yang saat ini diluncurkan kemungkinan tidak mencerminkan kontestasi politik di tahun 2024 nanti. Sebab, penyelenggaraan pemilu maupun pilpres terhitung masih cukup lama yaitu pada Februari 2024.

“Waktunya (menuju pemilu atau pilpres) masih cukup panjang,” ujar Ujang.

Dia mengakui, salah satu contohnya bisa dilihat dari hasil sebuah lembaga survei yang menyebut Partai NasDem akan gagal menembus ke parlemen usai Pemilu 2024. Sebab, partai besutan Surya Paloh itu disebut hanya akan meraih suara 3,9 persen. Perolehan suara sebesar itu belum memenuhi syarat sebuah parpol bisa menempatkan wakilnya di parlemen.

Padahal, Ujang menilai, kiprah Partai NasDem terbilang stabil dan bahkan meyakini bakal meraih peningkatan perolehan suara karena mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

“Nasdem, saya meyakini bisa stabil dan baik karena begitu mendukung Anies, sebenarnya naik bukan turun,” kata Ujang menambahkan.

Oleh karena itu, Ujang menaruh hormat terhadap lembaga survei yang tetap objektif dan menampilkan data kuantitatif yang sesuai dengan pandangan masyarakat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button