Market

Tarif Kontainer 2021 Sudah Mahal, Tahun Depan Naik Lagi, Industri Makin Sempoyongan

Tahun depan bisa menjadi tahun suram bagi sebagian besar industri di tanah air. Lantaran tarif angkutan logistik (freight rate) naik lagi 2022. Padahal, tahun ini sudah naik 60%-80%.

Kenaikan freight rate ini, dipantik kebijakan floating booking space yang diterapkan pada 2022 oleh sejumlah perusahaan pelayaran domestik. Artinya, pengiriman kontainer antarpulau di Indonesia bakalan naik.

Menurut data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), tahun ini, tarif angkutan kontainer tujuan atau dari kota besar di Indonesia Timur, seperti Makassar dalam 5 bulan terakhir, sudah naik 20%-80%.

Sedangkan tarif angkutan kontainer di kawasan Sumatra, tepatnya Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara, pada tahun ini mengalami kenaikan 30%-60%.

Terkait sistem floating booking space yang mulai diberlakukan tahun depan, Ketua Umum DPP ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi memperkirakan bakal terjadi kenaikan tarif angkutan kontainer. Seiring kabar semakin terbatasnya ruang di kapal, sementara kontainer-nya tersedia.

Saat ini, kata dia, perusahaan pemilik barang maupun perusahaan anggota ALFI, masih menunggu berapakah kenaikan tarif angkutan kontainer dari perusahaan pelayaran. “Saya sudah sampaikan kepada seluruh anggota ALFI di 34 provinsi. Kami harus terbuka menyampaikan hal ini kepada pemilik barang,” ungkap Yukki.

Diterangkan, sistem floating booking space berlaku untuk perusahaan yang melakukan booking langsung ke pelayaran, maupun melalui jasa forwarder nasional.

Pihak yang paling terdampak oleh sistem ini adalah pelaku usaha logistik. Terutama perusahaan jasa logistik terintegrasi (3PL) dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa 3PL. Sebab, tidak ada jaminan ruang (space) dan rencana booking untuk pengiriman kontainer antar pulau.

Imbas kenaikan tarif angkutan kontainer, kata Yukki, beberapa perusahaan seperti produsen makanan dan minuman (mamin), terpaksa harus menaikkan harga jual produknya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button