Market

Inflasi Tinggi, Warga Argentina Terpaksa Barter untuk Beli Kebutuhan Pokok

Warga Argentina mulai banyak melakukan praktik barter, atau tukar menukar barang demi mendapatkan kebutuhan pokok. Maraknya barter ini karena inflasi di Argentina, tercatat naik dan menjadi yang tertinggi dalam dua dekade pada Juli.

Mengutip dari AP News, Argentina melaporkan tingkat inflasi bulanan sebesar 7,4 persen pada Juli. Naiknya, inflasi ini sejalan dengan melonjaknya harga kebutuhan di negara tersebut. Sebab Badan Statistik Nasional Argentina, INDEC, pada Kamis (11/8/2022) menyebutkan, harga barang di Argentina melonjak 71 persen, selama satu tahun terakhir.

Dengan inflasi ini menempatkan Argentina masuk dalam daftar negara-negara dengan inflasi tinggi di dunia. Menyikapi ini, banyak masyarakat Argentina mulai menerapkan praktik barter untuk mencari barang kebutuhan mereka. Warga yang menerapkan ini berada di kota Villa Fiorito, sekitar 15 kilometer dari Ibu Kota Buenos Aires.

Di sana, para wanita pengangguran berkumpul dengan harapan dapat menukar barang dengan makanan di sebuah alun-alun. Praktik ini, sebenarnya sudah lama terjadi, namun mulai marak setelah inflasi bulanan negara itu naik.

Para warga menjajakan barang-barang seperti pakaian, mainan dan peralatan dapur bekas untuk mereka jual dengan cara ditukar dengan bahan makanan.

Praktik barter di Argentina pernah marak pada saat negara tersebut jatuh ke jurang krisis pada tahun 2001. Tapi, praktik ini semakin marak di tengah laju inflasi yang naik dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa analis memprediksi jika inflasi di Argentina tahun ini akan kembali naik. Bahkan angka inflasinya bisa mencapai dua digit jika pemerintah Presiden Alberto Fernández gagal melahirkan kebijakan yang tepat.

Inflasi juga telah berhasil memperburuk tingkat kemiskinan di Argentina, yang kini telah mempengaruhi sekitar 40 persen dari sekitar 47 juta populasi negara tersebut.

Terjadinya inflasi ini tak lama setelah pemerintah Argentina melakukan beberapa kali pergantian menteri ekonominya. Tercatat ada tiga nama yang menjabat di posisi itu dalam kurun waktu satu bulan.

Selain itu, situasi global saat ini menyebabkan mata uang lokal terdepresi di pasar mata uang. Analis memprediksi inflasi pada Agustus ini tak akan jauh berbeda dengan bulan Juli karena kenaikan harga transportasi umum dan energi. [ipe]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button