Hangout

Bantu Penanganan Korban Gempa di Turki, PB IDI Kirim Tim Relawan Medis

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengirimkan bantuan relawan tenaga medis untuk bantu penanganan korban gempa di Turki. Langkah ini merupakan bentuk balas budi kepada Turki yang turut membantu masyarakat Aceh saat terjadi Tsunami tahun 2004 silam.

Ketua PB IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan pengiriman tenaga medis ke Turki ini merupakan bentuk kerja sama dengan stakeholder Emergency Medical Team (EMT).

“Ini menjadi sebuh bukti bahwa Indonesia melalu tim EMT dan juga khusus sebenarnya PB IDI melalui IDI wilayah Aceh juga mengirim tim khusus yang dapat langsung kelokasi yang tidak lepas dari sebuah proses sejarah antara Aceh bersama Turki,” ujar Adib melalui diskusi secara daring, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Selain bermaksud memberi bantuan, sambung dia, pengiriman relawan ini juga akan menjadi bahan pembelajaran yang berharga bagi tenaga medis Indonesia, mengingat betapa terstrukturnya cara penanganan bencana di Turki.

“Dukungan penanganan bencana untuk tim rescue, medical termasuk dari negara tetangga, luar biasa. Ini bisa menjadi pembelajaran yang baik bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasi dan koordinasi di dalam penanganan bencana dalam satu sistem,” lanjutnya.

Ketua IDI Wilayah Aceh, dr. Safrizal, yang kini berada di lokasi pengungsuan mandiri Kahramanmaras, Turki, mengungkapkan ada sekitar 8 ribu yang sudah ditangani dan semua pemeriksaan pasien terjadwal dari seluruh provinsi di Turki untuk bergantian. Ia menyebut secara umum pengungsi mandiri mengalami patah tulang, dan cedera berat.

“Sejak 17 Februari, saya amati di hari ke tiga sampai hari ke lima semua pengungsi sudah mendapatkan tempat yany layak. Ada yang dievakuasi keluar tempat pengungsian, ada juga yang tinggal di tenda-tenda yang disiapkan dengan cepat dan sangat baik termasuk adanya penghangat karena saat ini sedang musim dingin,” papar Safrizal.

Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Dimas Tri Anantyo, yang berada di lokasi pengungsian EMT Indonesia, Distrik Hassa, Provinsi Hatay, Turki, mengatakan bahwas sejak tanggal 15 Februari tenaga medis yang tergabung dalam EMT sudah membangun rumah sakit lapangan atas izin pemerintah Turki.

Kemudian, sambung dia, per tanggal 21 Februari, tercatat sudah ada sekitar 887 pasien anak dan dewasa yang sudah ditangani. “Membangun rumah sakit lapangan dengan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan spesialis seperti bedah, ortopedi anak, anestesi, jiwa, penyakit dalam, ginekologi, kemudian perawatanrawat jalan, perawatan rawat inap, kegawatdaruratan serta psikologi,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button