Market

Banyak Konsultan Licik ‘Akali BUMN Borong Produk Impor

Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) pimpinan Luhut Panjaitan membongkar praktik licik konsultan di tender proyek yang dilaksanakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Akibatnya, produk impor deras masuk Indonesia.

Deputi bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu mengatakan, kelicikan dilakukan konsultan dalam tender yang mengarahkan BUMN agar membeli barang-barang ‘nyeleneh’, sehingga terpaksa impor.

“Si konsultan mengatakan untuk hotel ini cocoknya pohon palem ini, yang tidak ada di Indonesia. Jadi, terpaksa impor. Kemudian, lampunya harus begini, look, dan warnanya begini dan itu (barang) gak ada di Indonesia,” kata Odo di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).

Untuk itu, Odo meminta jajaran direksi perusahaan pelat merah lebih tegas mengamati proses tender supaya tak kecolongan dengan permainan para konsultan.

Odo meminta untuk setiap pengadaan barang dan jasa di tender BUMN harus jelas spesifikasinya sedari awal sehingga tidak terkecoh oleh rekomendasi konsultan.

“Harus dikontrol konsultan ini. Kalau di BUMN, direksinya harus lihat detail. Jangan mudah percaya apa yang ditulis konsultan karena mereka ada kerja sama,” sarannya.

Dia menuturkan, pengusaha anggrek di Indonesia menyebut saat ini 70 persen bunga yang dipakai tersebut adalah impor. Salah satu contohnya, bunga anggrek besar berwarna putih. Bunga itu sudah dipastikan impor dari Taiwan.

Di lain sisi, Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi (OBTI) Kementerian Keuangan Sudarto menyebut uang negara disumbang setoran pajak masyarakat Indonesia, mulai dari pajak penghasilan (PPh) hingga pajak pertambahan nilai (PPN).

Ia heran jika masih ada K/L yang malah berbangga membeli produk impor. “Kok dibelikan produksi luar negeri? Aneh kan, logikanya di mana? Harusnya kita beli produk sendiri yang diproduksi rakyat. Ini logika (beli produk impor) gak masuk akal sama sekali. Kita dipungut pajak, tapi oleh pejabat-pejabat kita dibelikan produk luar negeri,” kritik Sudarto.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button