News

Ibadah Tarwiyah dan Tantangan Jemaah Lansia di Haji 2023

Pemerintah Indonesia diminta untuk aktif mencegah potensi masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan ibadah sunah tarwiyah pada haji 2023. Hal ini penting terutama untuk jemaah lanjut usia yang menjadi bagian dari jemaah haji tahun ini.

Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Ibadah Haji 2023, Sunanto, menyampaikan bahwa tercatat lebih dari 4.900 jemaah yang mendaftarkan diri ikut tarwiyah. Meski demikian jumlah tersebut masih dinamis dan ada kemungkinan berubah. Berdasarkan pemantauan Tim Monev, mayoritas jemaah tersebut berada di Sektor 11 dan Sektor 7 Mekkah.

Mungkin anda suka

“Pemerintah mempersilakan pelaksanaan tarwiyah secara mandiri, tidak melarang, juga tidak menganjurkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan, terutama terkait jemaah lansia,” kata Sunanto dalam keterangannya, Rabu (21/5/2023). Dia mengungkapkan adanya variasi dalam penentuan syarat untuk jemaah yang ingin melaksanakan tarwiyah, dengan beberapa kloter memberlakukan syarat yang ketat sementara lainnya lebih longgar.

Sunanto menegaskan perlunya pemerintah dalam memastikan bahwa masalah yang mungkin muncul saat tarwiyah, khususnya yang berkaitan dengan jemaah lansia, dapat diantisipasi dan dicegah.

Ibadah tarwiyah, yang merupakan praktik jemaah haji menginap di Mina sehari sebelum wukuf di Arafah, telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Khalilurrahman, mengatakan sesungguhnya pemerintah tidak menganjurkan jemaah haji melaksanakan tarwiyah. Hal tersebut mengingat kondisi cuaca yang sangat panas, terlebih banyak jemaah haji Indonesia yang sudah lanjut usia (lansia). “(Jika ikut tarwiyah) khawatir sebelum puncak haji ketika mereka melaksanakan tarwiyah banyak jemaah haji yang sakit,” kata Khalilurrahman.

Ia mengatakan, jemaah haji ketika wukuf di padang Arafah seharusnya melaksanakan puncak dari ibadah haji. Tapi, karena ikut tarwiyah kemudian kelelahan dan sakit maka mereka tidak bisa ibadah saat wukuf. “Jadi kami tidak merekomendasikan jemaah haji, apalagi jemaah haji yang lansia untuk melaksanakan tarwiyah,” ujar Khalilurrahman.

Kloter JKG 21 misalnya, telah mempersyaratkan tiga hal bagi jemaah yang ingin melakukan tarwiyah. Menurut Saprudin, pembimbing ibadah Kloter JKG 21, syarat tersebut mencakup surat pernyataan yang ditandatangani peserta dan ketua kloter, pemeriksaan dokter untuk memastikan kesehatan peserta, dan ketentuan bahwa peserta tidak termasuk jemaah lansia.

Sunanto mengatakan bahwa meski idealnya semua kloter menerapkan syarat seperti ini, namun dalam praktiknya tidak semua kloter melakukannya. Ia berharap tidak ada masalah serius yang muncul selama pelaksanaan ibadah tarwiyah, seperti yang pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dalam kunjungannya ke lokasi pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, menyerukan agar jemaah haji, terutama yang masuk kategori lansia, fokus menuju puncak ibadah haji dan tidak memaksakan diri menjalankan ibadah sunah.

Mengingat kondisi cuaca yang sangat panas yang diprediksi pada musim haji tahun ini, Menteri Agama berharap puncak musim panas kali ini cukup bersahabat bagi jemaah haji. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa ada 100 lebih jemaah yang wafat hingga Rabu kemarin, rata-rata disebabkan oleh kelelahan yang dipicu oleh suhu udara yang tinggi.

Menag Yaqut melihat persiapan layanan di Mina sudah mencapai 99%. Menag berharap dalam dua hari ke depan, semua persiapan sudah selesai. “Mudah mudahan apa yang diberikan ini semakin memperlancar, mempermudah, dan membuat nyaman jemaah haji kita dalam menunaikan ibadahnya saat di Mina,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button