News

Politik Terkesan Buruk, KemenPPPA: Kampanye Mesti Edukatif Jangan Cuma Mengajak


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI menilai citra politik yang dianggap tidak baik menjauhkan anak-anak dari politik.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kemen PPPA Endah Sri Rezeki, menjelaskan anak-anak tidak memiliki informasi yang tepat tentang politik maupun pemilu, karenanya tidak pas jika dilibatkan dalam kegiatan politik.

“Anak-anak yang pada masanya harus memilih pada usia 17 tahun informasi yang mereka dapatkan tentang Pemilu kurang, karena selama ini ia seperti dijauhkan dari politik,” ungkapnya dalam diskusi tentang Peran, Partisipasi, dan Hak Anak Sebagai Pemilih Pemula di Kantor Kemen PPPA RI, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023).

Ia menjelaskan, pada Pemilu terakhir, partisipasi pemilih pemula masih berada dibawah rata-rata. Dikatakannya, dari hasil riset KPU, masyarakat termasuk anak muda, cenderung pesimis terhadap demokratisasi Indonesia ke depan.

“Dan anak muda sebagain besar juga menganggap sebagian besar partai politik atau politisi tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat,” ujar Endah.

Endah menjabarkan, dari 204,8 juta pemilih terdapat 25 juta pemilih pemula yang baru pertama kali mendapatkan hak memilihnya pada Pemilu 2024 mendatang.

“Tentunya, ini menjadi PR (pekerjaan rumah) untuk kita semua, untuk bagaimana meningkatkan pengetahuan politik pemilih pemula,” tuturnya.

Endah juga mengatakan, pemilih pemula perlu dibantu untuk menjadi pemilih yang cerdas. Selain itu, ia berharap anak-anak tidak menjadi apatis berkontribusi dalam kehidupan berkewarganegaraan.

“Bukan dengan kita mempengaruhi mereka untuk memilih, tetapi bagaimana mereka menjadi pemilih yang cerdas, bisa memilih sesuai dengan hati nurani dan aspirasinya,” imbuhnya.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button