Market

Inflasi AS Bergeming di Level Tinggi, Rupiah Berakhir Murung

Inflasi Amerika Serikat (AS) yang bergeming di level tinggi membuatnya jauh di atas target Bank Sentral AS atau The Fed sebesar dua persen. Imbasnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan merosot alias murung.

Kurs rupiah pada Jumat (24/2/2023) ditutup melemah 36 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp15.228 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.192 per dolar AS.

“Laporan inflasi AS beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa inflasi AS yang tidak turun signifikan menyebabkan The Fed diekspektasikan untuk lebih agresif dalam melakukan kebijakan moneter,” kata Analis ICDX Revandra Aritama seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Indeks Harga Konsumen AS, ukuran utama inflasi, naik 0,5 persen pada Januari dalam basis bulanan, kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom.

Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4 persen pada Januari, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 6,2 persen.

Pasar tenaga kerja AS yang masih ketat juga mendukung keyakinan bahwa pengetatan kebijakan moneter The Fed masih jauh dari selesai. Hal itu menambah kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS kemungkinan perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama jika inflasi ingin mencapai target Fed.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (23/2/2023) bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 3.000 menjadi 192.000 dalam pekan yang berakhir 18 Februari. Angka tersebut menandai level terendah dalam tiga minggu, menandakan pasar tenaga kerja yang masih sangat ketat.

Perhatian investor akan tertuju pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS untuk Januari, ukuran inflasi pilihan Fed. Indeks, yang akan dirilis pada Jumat, diperkirakan akan naik 0,4 persen pada basis bulan ke bulan.

Di sisi lain, perekonomian AS tumbuh pada laju tahunan 2,7 persen pada kuartal keempat 2022, sedikit lebih lambat dari tingkat pertumbuhan awal 2,9 persen, menurut angka pemerintah yang direvisi. Menurut Revandra, hal tersebut berpotensi menahan dolar AS untuk lanjut naik.

Sementara itu, laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap dapat tumbuh positif diharapkan mendukung agar rupiah tidak melemah terlalu dalam.

Ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,7 persen.

Sementara transaksi berjalan kembali mencatat surplus pada triwulan IV 2022 sebesar 4,3 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.200 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.200 per dolar AS hingga Rp15.230 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Jumat menurun ke posisi Rp15.216 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.187 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button