Hangout

Disabilitas Mental, Ancaman Serius bagi Korban Kekalahan Pemilu


Kekalahan dalam pemilu bisa menjadi pemicu stres yang berat bagi sebagian orang. Stres ini bisa berdampak pada kesehatan mental mereka, bahkan bisa berkembang menjadi gangguan jiwa berat jika tidak segera ditangani.

Hal ini diungkapkan praktisi kesehatan masyarakat Ngabila Salama, stres akibat kekalahan pemilu bisa menyebabkan depresi, kecemasan, atau gangguan penyesuaian. Jika kondisi ini berlangsung lebih dari tiga bulan, maka bisa masuk ke kategori gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, bipolar, atau psikosis.

“Gangguan jiwa berat ini ditandai dengan adanya halusinasi, yaitu persepsi yang salah terhadap indra, seperti melihat, mendengar, atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini bisa membahayakan diri sendiri maupun orang sekitarnya, bahkan nyawanya, ini yang sangat berbahaya,” jelasnya pada live Instagram akun Kementerian Kesehatan @kemenkes_ri, Jumat (16/02/2024).

Ngabila menambahkan, orang-orang dengan gangguan jiwa berat ini seringkali dikucilkan, distigma, dipasung, atau diisolasi oleh masyarakat. Padahal, hal ini bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Orang-orang dengan gangguan jiwa berat ini sebenarnya adalah orang-orang yang membutuhkan perlindungan dan perawatan.

“Orang-orang dengan gangguan jiwa berat ini kita sebut dengan disabilitas mental. Mereka memiliki keterbatasan dalam berpikir, merasakan, dan berperilaku secara normal. Mereka juga sulit bersosialisasi dengan lingkungan kerja dan lingkungan sekitar. Jika mereka sembuh pun, tidak akan sembuh optimal, karena gangguannya sudah menetap dan tidak bisa hilang dengan sempurna. Ini yang kita khawatirkan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Ngabila menghimbau pentingnya deteksi dan pengobatan dini bagi orang-orang yang mengalami stres akibat kekalahan pemilu. Ia menyarankan agar mereka tidak malu, ragu, atau takut mendapatkan stigmatisasi jika mereka memiliki gangguan jiwa yang masih ringan. Ia mengatakan, mengakui dan mencari bantuan adalah bentuk cinta diri.

“Rumah sakit sudah banyak melakukan telemedicine, yaitu konsultasi jarak jauh melalui media online, seperti zoom atau chatting, dengan psikolog atau psikiater. Banyak juga platform-platform, NGO yang menyediakan konsultasi secara gratis atau berbayar, ” tuturnya.

“Jadi, teman-teman bisa mengakses platform tersebut jika teman-teman takut atau tidak ada waktu untuk datang ke rumah sakit. Tapi, teman-teman juga bisa datang langsung ke rumah sakit, jika kondisinya sudah parah atau membutuhkan obat,” tambahnya.

Ngabila juga mengajak masyarakat untuk peduli dan membantu orang-orang yang mengalami stres akibat kekalahan pemilu. Ia mengingatkan, stres bisa menyebabkan gangguan fisik, seperti kurang nafsu makan, dehidrasi, lemas, atau gangguan elektrolit.

“Jangan tunggu lama, kalau kita sayang sama dia, tolong pertemukan dia segera dengan ahli, dokter puskesmas terlebih dahulu, nanti kita sama sama, kalau bentuknya mungkin akut kita akan bawa ke IGD Rumah Sakit, setidaknya untuk dia lebih baik,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button