Market

Dolar dan Obligasi AS Jatuhkan Harga Emas

Dolar AS menguat. Begitu juga dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang naik di tengah investor yang bersiap untuk kenaikan suku bunga AS. Imbasnya ke harga emas yang jatuh pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (15/4/2022) pagi WIB.

Padahal, permintaan safe-haven termasuk emas yang akibat krisis Ukraina dan inflasi yang meningkat membuat logam mulia ini tetap berada di jalur kenaikan mingguan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Comex New York Exchange, tergelincir 9,8 dolar AS. Posisinya tergerus 0,49 persen, menjadi berakhir pada 1.974,90 dolar AS per ounce.

Pasar emas juga sedikit overbought secara teknis.

Emas berjangka terangkat 8,6 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.984,70 dolar AS pada Rabu (13/4/2022). Kondisi ini terjadi setelah melonjak 27,9 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.976,10 dolar AS pada Selasa (12/4/2022), dan menguat 2,6 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.948,20 dolar AS pada Senin (11/4/2022).

Berbagai Bank Sentral Berlomba Jinakkan Inflasi

Sementara bank sentral di seluruh dunia berlomba untuk menjinakkan lonjakan inflasi, Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (14/4) tetap pada rencananya untuk menarik kembali stimulus tahun ini, sebuah langkah yang terlihat kurang agresif dalam menghadapi inflasi yang melonjak.

“Anda mendapat kejutan dovish dari ECB, yang benar-benar memberikan kekuatan di sini untuk dolar. Jadi emas mendapat pukulan keras di sini,” kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,5 persen. Ini membuat emas yang harganya dalam dolar lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Hal tersebut juga memukul emas pada hari itu. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10-tahun yang menjadi acuan mengalami kenaikan.

Meskipun emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Presiden Fed New York John Williams mengatakan bank sentral harus mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada pertemuan berikutnya pada Mei. Menurutnya kenaikan suku bunga 50 basis poin adalah “opsi yang sangat masuk akal” untuk Mei 2022.

Namun, emas masih menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut, sejauh ini naik sekitar 1,3 persen.

“Rusia tampaknya bersiap untuk meluncurkan serangan besar di timur negara (Ukraina) – yang menghasilkan permintaan emas yang cukup besar sebagai tempat yang aman,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 33 sen atau 1,27 persen, menjadi ditutup di 25,7 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 4,6 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 994,2 dolar AS per ounce.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button